Thursday, October 28, 2010

IKUT SUNNAH : bersederhana

Sebenarnya bacaan dalam ibadah Haji dan Umrah

amatlah singkat, sederhana dan tidak panjang

وعن عبد الله بن مسعود - رضي الله عنه - قال :

اَلْإِقْتِصَادُ فِى السُّنَّةِ خَيْرٌ مِن َالإِجْتِهَادِ فِى الْبِدْعَةِ

رواه الدارمي والبيهقي وصححه الحاكم ووافقه الذهبي وصححه الألباني (1).

Artinya :”sederhana / sedikit / ringkas namun menurut sunnah

, lebih baik daripada banyak / panjang tapi bukan sunnah ”.

Hadits dari Ibnu Mas’ud RA dan Ubay bin Ka’ab RA

riwayat Al Baihaqi, Ad Darimi


PENGANTAR

Dalam kenyataan bahwa pelaksanan ibadah haji,

ternyata terdapat atau timbul berbagai pendapat dalam mengungkap

dan memahami matan / tekstual hadits tentang manasik haji.

Majlis Tarjih Dan Pengembangan Pemikiran Islam Muhammadiyah menuntunkan dalam beribadah antara lain berpijak pada

at Tajlibut Taysir yaitu memilih yang mudah.

Lebih-lebih dalam melaksanakan ibadah haji yang banyak menguras tenaga.

Hadits dari Ibnu Abbas riwayat Ahmad dan Nasa’I , Nabi bersabda ,

Hati-hatilah dan jangan kamu berlebih-lebihan dalam menunaikan ajaran agama. Sungguh berlebih-lebihan itulah yang menghancurkan umat

sebelum kamu dalam menunaikan ajaran agama”.

Salah satu contoh berlebih-lebihan dalam ibadah diantaranya ialah doa sesudah shalat yang dituntunkan Nabi hanyalah singkat –singkat dan tidak banyak. Namun ada yang berlebihan dalam dzikir dan doa sesudah shalat.

Akibatnya Shalat Fardlu dilakukan sebentar dan agak tergesa-gesa gerakannya dan bacaan sekenanya.

Kemudian dzikir dan doa sesudah shalat berjam-jam.

Ini berarti mementingkan dzikir tambahan yang banyak dan lama

daripada ibadah ( shalat ) yang wajib.

Inilah contoh kecil dari yang dimaksud BERLEBIHAN.

Demikian pula sebenarnya bacaan dalam ibadah haji dan umrah ,

amatlah singkat, sederhana dan tidak panjang.

Ibnu Mas’ud RA dan Ubay bin Ka’ab RA riwayat Al Baihaqi , berkata,

اَلْإِقْتِصَادُ فِى السُّنَّةِ خَيْرٌ مِن َالإِجْتِهَادِ فِى الْبِدْعَةِ

Artinya :”sederhana / sedikit namun menurut sunnah ,

lebih baik daripada banyak tapi tambahan”.

Nabi Muhammad SAW adalah uswah khasanah ( tauladan yang amat baik ) .

Sunnah / ajarannya sudah lengkap dan meliputi segala amalan ibadah, tak perlu ditambah atau dikurangi. Ibadah sudah dituntunkan mudah,

mengapa dipersukar , walaupun alasan penambahan itu

dengan dalih untuk memperbanyak amal .

Dalam ibadah, bacaan apa yang harus dibaca,

kapan dan berapa kali dibaca

sudah dituntunkan secara lengkap dan jelas oleh Nabi

sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Maidah : 3

Ada ungkapan salah sebagai berikut ,

calon jamaah haji kalau ikut

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji ( KBIH ) Aisyiyah

, doa / dzikir nya pendek , sedikit tidak panjang

sehingga tidak memotivasi ibadah , dan kurang “marem”

berbeda kalau dalam buku paket Manasik dari Depag atau ikut KBIH yang lain doanya banyak, panjang dan variatif dan memotivasi beribadah .

Ingatlah ! Ibadah haji yang niyatnya telah lama bertahun tahun kita mantapkan, beaya bertahun tahun kita persiapkan , alangkah ruginya jika ternyata

cara melaksanakannya kurang sesuai dengan yang dimanasikkan Nabi , sebagaimana hadits shahih dari Jabir riwayat Al Baihaqi :

لِتَأحُذُوا عَنِّى مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لاَ اَدْرِى لَعَلِّى لاَ أَحُجُّ بَعْدَ عَامِى هَذَى

Artinya : “ hendaklah kau mengambil tatacaraku berhaji.

Sungguh tak tahu apakah aku sesudah tahun ini kelak bisa berhaji lagi”.

Sementara itu beberapa ulama Ahlussunnah dalam menilai

Buku Manasik Haji dari berbagai penerbit, berpendapat :

dirasakan dalam dzikir dan doa dalam ibadah haji dan umrah

terlalu banyak tambahan dan diperpanjang,

sedang secara tekstual ( matan) hadits atau menurut sunnah,

manasik haji hanya pendek , singkat dan sederhana .

Lebih-lebih dalam kenyataannya, calon jemaah haji sebagian besar awam, mereka hanya menerima sedikit tentang haji dan umrah dari guru agama ketika di bangku sekolah atau dari ustadz majlis pengajian.

Berlebih lebihan dalam doa diingatkan Nabi dalam hadits dari Abdullah bin Mughaffal riwayat Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah :

اِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِى هَذِهِ الاُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِى الطُهُوْرِوَالدُّعَآءِ

Artinya : "sungguh akan terjadi pada umat Islam, sekelompok orang yang berlebih lebihan dalam betsuci dan berdoa ".

Menambah dalam ibadah jelas tidak benar walau dirasakan baik

dan dikira akan menambah pahala serta memotivasi ibadah

sebab dalam hadits dari Abdullah bin Umar dalam Kitab Al Ibanah :

Nabi bersabda

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَاِنْ رَاَهَا النَّاسُ حَسَنَةٌ

Setiap tambahan amalan itu sesat walaupun orang menganggapnya baik

Sangat disayangkan dalam Buku Manasik Haji paket dari Depag RI

lafal dzikir dan doa tidak disebutkan sumbernya

hadits dari sahabat siapa dan riwayat siapa dzikir dan doa manasik itu diambil.

Hal ini mengingat bahwa ibadah haji itu harus sesuai apa yang pernah dilakukan dan diucapkan Nabi

Mengingat hal-hal tersebut , menjadi alasan dan melatarbelakangi munculnya / didirikannya K B I H ( Kelompok Bimbingan Ibadah haji )

Dan KBIH yang pertama kali muncul ialah Bimbingan Ibadah Haji Aisyiyah,

sebagai amal usaha Muhammadiyah

dalam meluruskan ibadah haji dan umrah menurut sunnah Rasulullah SAW.

Oleh sebab itulah mengapa dalam ibadah haji ,

BIMBINGAN IBADAH HAJI AISYIYAH

t i d a k menggunakan Buku Manasik terbitan manapun .

Namun HANYA meneladani apa yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW.

Tepatnya hanya apa yang tertulis dalam hadits yang shahih.

Atau menurut Ahlussunnah wal jamaah


Penyusun

Muhammad Busyrowi Abdulmannan

No comments:

Post a Comment